Info Pers
Divestasi Aset LPKR Memperkuat Neraca dan Memantapkan Posisi Sebagai Salah Satu Pengembang Properti Terkemuka Di Indonesia; Menyesalkan Keputusan Fitch Untuk Menurunkan Peringkat
5 November 2018

Lippo Village, Tangerang, Indonesia
Senin, 5 Nopember 2018

PT Lippo Karawaci Tbk ("LPKR") merupakan salah satu pengembang properti terbesar dan paling dinamis di Indonesia, telah sukses menyelesaikan fase pertama dari rencana divestasi asset keseluruhan sejumlah Rp 6 triliun, berada pada posisi yang tepat dalam pengelolaan arus kas dan neraca sehingga siap memasuki tahap pertumbuhan berikutnya. Perseroan menyesalkan keputusan Fitch yang menurunkan peringkat kredit LPKR dari B ke CCC+ dan berkeyakinan bahwa keputusan tersebut tidak berdasar. 

Perseroan ingin menyoroti beberapa hal-hal penting yang terjadi dalam dua minggu terakhir:

• Likuiditas/Arus Kas.
Walaupun kami mengetahui adanya kekuatiran Fitch mengenai likuiditas yang telah disampaikan pada bulan Mei tahun ini, LPKR telah sukses melaksanakan rencana divestasi asetnya dengan menyelesaikan penjualan First Reit Manager serta penjualan sebagian unit First Reit senilai Rp 2,2 Triliun. Bila digabungkan dengan penjualan Lippo Mall Puri ke Lippo Mall REIT kami, dan penjualan sisa unit kami di First Reit, serta saham investasi kami di Rumah Sakit di Myanmar, Perseroan akan mengumpulkan dana tunai bersih lebih dari Rp 6 Triliun. Proyek-proyek divestasi aset ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan meskipun risiko dalam pelaksanaannya tetap ada, kami berkeyakinan karena tingginya kualitas asset-aset kami akan memberikan tingkat kepastian penyelesaian yang tinggi di tengah-tengah volatilitas pasar pada saat ini. LPKR akan berada dalam posisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya, dan bahkan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang menarik yang sesuai dengan volatilitas pasar. 

• Neraca.
Kami memiliki posisi neraca yang kuat dan profil jatuh tempo utang yang panjang. Obligasi USD 75 juta yang akan jatuh tempo di Juni 2020, diikuti dengan obligasi USD 410 juta pada tahun 2022, dan sisanya obligasi USD 425 juta pada tahun 2026. Seluruh Hutang sekitar Rp 14 Triliun dibandingkan dengan  nilai Aset Perseroan sebesar Rp 53 Triliun , yang memiliki potensi 20-30% lebih tinggi jika dinilai kembali dengan mencerminkan harga pasar pada saat ini.

• Model Bisnis & Eksekusi yang Kuat.
Hal lain yang lebih penting daripada kekuatan likuiditas dan neraca adalah bahwa LPKR tetap akan menjadi salah satu pengembang properti yang paling dinamis dan terkemuka di Indonesia. LPKR telah mengembangkan perusahaan-perusahaan besar dengan pangsa pasar terdepan di beberapa sektor sebagai berikut:

  • Rumah sakit / jasa layanan kesehatan melalui PT Siloam International (SILO), di mana LPKR memiliki 51%. Perusahaan ini merupakan perusahaan layanan kesehatan terkemuka dan paling cepat berkembang, dengan neraca yang kokoh.
     
  • Mal Gaya Hidup: LPKR secara langsung dan tidak langsung memiliki/mengelola portofolio mal ritel & gaya hidup terbesar di Indonesia, termasuk Lippo Mall Puri, yang saat ini merupakan mal terbesar di Indonesia.  
     
  • Pengembangan Kota Mandiri: LPKR juga merupakan pengembang kota mandiri terkemuka dan selalu terdepan dalam inovasi. 
     
  • Hotel melalui Hotel Aryaduta. Aryaduta merupakan salah satu dari hanya 2 atau 3 merek lokal domestik yang terkenal serta mempunyai peluang pertumbuhan yang besar mengingat pesatnya pertumbuhan pariwisata domestik dan internasional di Indonesia. 
     
  • Manajemen Aset / REIT. LPKR adalah pelopor REIT Indonesia dan telah membangun portofolio yang cukup besar di kedua REIT,yang berfungsi sebagai pondasi strategi asset recycling kami. 

Siap utk memasuki terobosan berikutnya.
Hal hal yang disebutkan di atas mencerminkan keunikan rekam jejak LPKR dalam membangun bisnis dan kemampuannya untuk membuat konsep, berinovasi, melaksanakan, dan memonetisasi peluang bisnis. Hal ini merupakan ciri khas LPKR dan akan terus berlanjut.

Kesempatan terobosan berikutnya terletak di proyek Meikarta, dan melalui pengetahuan yang diperoleh, LPKR akan menjadi pengembang perumahan terbesar di Indonesia selama satu dekade emas di mana kita akan melihat kepemilikan rumah di Indonesia akan meroket dari perkembangan satu digit saat ini menjadi sekitar 35%. Hal ini akan mentransformasi skala dan dinamisme LPKR sebagai perusahaan yang menghasilkan penjualan sekitar USD 0,5-1 miliar, menjadi perusahaan yang menghasilkan sekitar USD 3-7 miliar per tahun. Kunci untuk hal ini adalah desain LPKR yang tiada tara serta struktur biaya yang memungkinkan kita untuk menjual pada titik harga yang memungkinkan untuk skala dan volume besar dan melalui ini, terlihat penciptaan nilai masif dari ekosistem komersial dan fasilitas pendukung lainnya. Kepemilikan rumah di Indonesia akan melalui periode seperti apa yang pernah dilalui oleh China selama 15 tahun terakhir, dengan dukungan pemerintah melalui proyek-proyek seperti "Proyek Sejuta Rumah" (One Million Homes Initiative). Kami melihat ini sebagai peluang terbesar di sektor properti Indonesia. 

Untuk alasan-alasan di atas, kami menyesalkan keputusan Fitch yang menurunkan peringkat LPKR dari B ke CCC +. Keputusan ini tidak berdasarkan pada kondisi likuiditas, neraca, kualitas kredit atau model bisnis LPKR. LPKR tetap merupakan pengembang properti terkemuka dan paling dinamis di Indonesia. 

Catatan tambahan tentang investigasi dugaan penyuapan. 
Walaupun kami menyayangkan adanya kasus sehubungan dengan dugaan penyuapan pemerintah kota Bekasi, kami akan terus mendukung proses penegakan hukum, dan kami senang mengetahui bahwa pada hari Kamis, 1 November 2018, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyatakan bahwa Grup Lippo tidak terlibat dalam kasus ini: "Kelompok bisnis ini tidak memiliki andil dalam kasus ini", komentar Alexander, malah beralih ke tantangan yang lebih sulit dalam hal memperoleh izin izin. Sehubungan dengan alasan ini, KPK akan fokus pada peningkatan aspek birokrasi di daerah, khususnya di Kabupaten Bekasi, Alexander menambahkan. "Paradigma itu jauh berbeda sekarang. Presiden sendiri telah memerintahkan agar proses perolehan izin bisa lebih mudah, dan tidak lebih rumit," katanya, mengacu pada ambisi Presiden Indonesia Joko "Jokowi" Widodo untuk bergabung dengan peringkat 40 negara teratas di dunia dalam pemeringkatan tahunan Bank Dunia untuk Ease of Doing Business pada tahun 2019.

Tentang Lippo Karawaci ("LPKR") (www.lippokarawaci.co.id)

LPKR adalah perusahaan publik properti terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan, yang didukung oleh land bank yang luas dan basis pendapatan recurring yang kuat. Bisnis LPKR terdiri atas Residential/Townships, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR mengembangkan kawasan perumahan, industri, komersial, serta ritel properti di seluruh Indonesia. LPKR melalui anak-anak usahanya mengelola dan mengoperasikan rumah sakit, mal dan hotel di kota-kota besar di Indonesia serta menyediakan berbagai layanan infrastruktur bagi para penduduk di kota kota mandiri LPKR, dan jasa manajemen properti serta jasa manajemen REIT.

Melalui dua anak perusahaan publik utama, PT Lippo Cikarang, Tbk ("LPCK") dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk ("GMTD"), dimana LPKR memiliki masing-masing 54,4% dan 62,7%, LPKR telah mengembangkan dan saat ini mengelola kawasan perkotaan di Lippo Cikarang di Bekasi dan di Tanjung Bunga di Makassar. Selain itu, LPKR memiliki 51,05% dari PT Siloam International Hospitals Tbk ("SILO"), jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, yang saat ini mengelola dan mengoperasikan 34 rumah sakit moderen di 25 kota tersebar di seluruh negeri, yang terdiri atas 12 rumah sakit di Jabodetabek dan 22 rumah sakit lainnya yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara yang didukung oleh lebih dari 2.700 dokter spesialis dan dokter umum serta lebih dari 10,000 perawat dan staf medis.
 
LPKR telah mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di Bursa Efek Singapura, yaitu First Real Estate Investment Trust ("First REIT") dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust ("LMIR Trust"). LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar IDR 6,7 triliun, atau sekitar USD 440 juta per 30 Oktober 2018.

-------------------------------------------

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi:

Investor Relations:
William Wijaya Utama
Senior Manager
[email protected]
Mobile: +62818138688

Corporate Communications:
Danang Kemayan Jati
Vice President, Head of Corporate Communication
[email protected]
Mobile: +628557801299

-------------------------------------------------

This press release has been prepared by PT Lippo Karawaci Tbk (“LPKR”) and is circulated for the purpose of general information only. It is not intended for any specific person or purpose and does not constitute a recommendation regarding the securities of LPKR. No warranty (expressed or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimations included in this release constitute our judgment as of this date and are subject to change without prior notice. LPKR disclaims any responsibility or liability whatsoever arising which may be brought against or suffered by any person as a result of reliance upon the whole or any part of the contents of this press release and neither LPKR nor any of its affiliated companies and their respective employees and agents accepts liability for any errors, omissions, negligent or 3 otherwise, in this press release and any inaccuracy herein or omission here from which might otherwise arise.

Forward-Looking Statements. Certain statements in this release are or may be forward- looking statements. These statements typically contain words such as "will", "expects" and "anticipates" and words of similar import. By their nature, forward looking statements involve a number of risks and uncertainties that could cause actual events or results to differ materially from those described in this release. Factors that could cause actual results to differ include, but are not limited to, economic, social and political conditions in Indonesia; the state of the property industry in Indonesia; prevailing market conditions; increases in regulatory burdens in Indonesia, including environmental regulations and compliance costs; fluctuations in foreign currency exchange rates; interest rate trends, cost of capital and capital availability; the anticipated demand and selling prices for our developments and related capital expenditures and investments; the cost of construction; availability of real estate property; competition from other companies and venues; shifts in customer demands; changes in operation expenses, including employee wages, benefits and training, governmental and public policy changes; our ability to be and remain competitive; our financial condition, business strategy as well as the plans and objectives of our management for future operations; generation of future receivables; and environmental compliance and remediation. Should one or more of these uncertainties or risks, among others, materialize, actual results may vary materially from those estimated, anticipated or projected. Specifically, but without limitation, capital costs could increase, projects could be delayed and anticipated improvements in production, capacity or performance might not be fully realized. Although we believe that the expectations of our management as reflected by such forward-looking statements are reasonable based on information currently available to us, no assurances can be given that such expectations will prove to have been correct. You should not unduly rely on such statements. In any event, these statements speak only as of the date hereof, and we undertake no obligation to update or revise any of them, whether as a result of new information, future events or otherwise.